Thursday, April 18, 2013

JENIS PERALATAN SABLON


Seperti yang kita jelaskan di blog sablon manual vs sablon digital. Sablon manual memiliki proses produksi yang lebih lama dan menggunakan banyak peralatan, namun hasil produksi tetap yang nomor satu. Kaosjaketjogja mau bagi informasi tentang proses menyablon beserta peralatan dan perlengkapan. Mari cekidot :

1.      Film sablon.
Proses pertama dalam menyablon bisa dikatakan model gambar/desain/tulisan yang bakal kita tuangkan dalam obyek sablon (kaos, kertas, plastik, karton, dsb. Film ini dibikin melalui desain komputer yang diprint pake tinta laser (menggunakan tinta printer biasa juga bisa, tapi hasilnya kurang bagus/tajam). Desain sablon kebanyakan dibikin pake Corel ataupun Adobe Photoshop.


2.      Screen (baca: skrin),
Screen (baca: skrin), screen adalah media yang dipergunakan untuk mengantarkan tinta sablon ke obyek sablon. Bentuknya balok yang disusun persegi empat kemudian dipasang kain khusus. Ada bermacam-macam ukuran, dari mulai terkecil untuk ukuran kertas A5, A4, sampai screen ukuran “raksasa” untuk ukuran kertas A2 dan A3 .Biasanya untuk ukuran standar sablon kaos menggunakan ukuran kertas A3 ato A3+.  Screen juga memiliki banyak jenis, dari jenis S dan T, untuk S dan T masing-masing punya type yaitu T150, T180.


3.      Meja Film
Meja ini berfungsi untuk proses afdruk di screen, menggunakan cahaya lampu neon dalam proses pembutannya, selain itu juga bisa dengan menggunakan cahaya matahari.

4.      Rakel
Rakel merupakan Alat yang digunakan untuk mengkuaskan / menggesut tinta sablon yang ada di Screen supaya tinta sablon menempel pada obyek sablon. Bahannya dari karet yang diberi pegangan kayu memanjang. Ukuran rakel juga bermacam-macam tergantung kebutuhan.


5.      Tinta /cat sablon
Ada beberapa macam jenis dan nama tinta bergantung dari sablon apa yang kamu inginkan. Tinta/ cat yang buat sablon kaos saja ada banyak macamnya seperti yang sudah kami uraikan di blog jenis cat sablon.


6.      Cairan-cairan pencampur.
 Cairan ini berguna untuk mencampurkan tinta agar sesuai dengan tingkat kekentalan dan warnanya. Bisa menggunakan cairan M3, M3 Super, tinner, minyak tanah, dan sebagainya.

7.      Triplek
Berupa lembaran triplek yang ujung atas bawah di pasang dudukan knock yang berfungsi untuk membuat presisi frame. Triplek tersebut kemudian ditempel kain yang sudah dipotong.

8.      Meja sablon / Frame
Banyak artikel di internet (khususnya) proses sablon masih menggunakan meja sablon yang dibawahnya disinari lampu neon, menurut kami kebanyakan meja sablon saat ini dipakai untuk sablon sticker, plastik. Dalam proses produksi kaos sablon kaosjaketjogja menggunakan Frame presisi, Frame berbentuk segiempat dengan bahan baku almunium,yang berfungsi untuk “mencapit” screen. Bagian atas dan bawah frame terdapat knock yang berfungsi untuk membuat presisi dengan triplek.

9.      Hair dryer /Hot gun
      Alat ini digunakan untuk mempercepat pengeringan sablonan apalagi jika musim hujan yang sedikit terik matahari.


10.  Lampu Neon
Berfungsi untuk menerangi proses berjalannya sablon menyablon, biasanya di taruh diatas agar detail sablon bisa rapi.

11.  Mesin Press
Mesin Press digunakan ketika proses sablon sudah selesai yang berfungsi untuk memperoleh hasil sablonan yang padat,halus,  meresap ke kain dan membuat sablon tahan lama.

JENIS CAT SABLON KAOS


Didunia screen printing kaos ada beberapa cara/jenis untuk sablon kaos, baik secara manual atau pun menggunakan mesin sablon. Kita sampaikan  Diantara Cara dan Jenis Sablon Kaos  adalah sbb:

1.Rubber
Jenis cat ini termasuk yang paling banyak diaplikasikan dalan dunia sablon. Karena sifatnya yang menempel dipermukaan kain sehingga mampu menutupi serat atau rajutan kain sehingga bisa untuk kaos berwarna gelap maupun terang. Jenis rubber sendiri ada banyak, ada yang murah dan mahal, harga biasanya mempengaruhi kualitas cat.  Tergantung kualitas dan efek sablon yang diharapkan.

Saat ini kaosjaketjogja menggunakan cat rubber merk MATSUI dari Jepang karena kualitasnya memang baik dan tahan lama. Pada cara ini jika kualitas cat dan pengerjaannya baik akan tahan hingga bertahun-tahun.


2. Superwhite
Jenis cat Superwhite biasa digunakan untunk kaos yang berwarna putih atau muda. Cat ini menyerap ke dalam serat kain kaon. Kaos yang menggunakan cat jenis ini tidak bertambah kaku. Paling cocok  dipakai untuk kaos berwarna terang karena sifatnya yg menyerap kedalam kain. Kaosjaketjogja menggunakan cat rubber merk MATSUI dari Jepang karena kualitasnya memang baik dan tahan lama.

Cat sablon Rubber dan Superwhite merupakan jenis cat favorit yang dipesan di kaosjaketjogja.com , selain prosesnya cepat harganya juga murah, asal tidak lebih dari 5 warna konsumen tidak perlu memberi tambahan biaya.

3. Sablon Glitter
Sablon dengan menggunakan cat yang dicampurkan bubuk glitter. Glitter sendiri tersedia dengan berbagai macam warna. Warna favorit biasanya emas dan perak.

4.. Plastisol
Cat Plastisol Berbeda dengan cat rubber yang berbahan dasar air. Sablon Plastisol ini menggunakan minyak sebagai bahan dasarnya. Kelebihan cat ini adalah kemampuannya menembus dot atau titik yang yang sangat kecil. Sehingga cocok untuk mencetak disain raster. Namun untuk jenis cat plastisol memerlukan biaya yang cukup tinggi, selain harga cat mahal karena memerlukan proses “gesut” berkali-kali dan pengiringan hot gun yang lama.

5. Glow in the dark
Cat Glow in the dark  memiliki kemampuan untuk memancarkan cahaya didalam kegelapan. Bisa rubber, pigmen maupun plastisol lalu.

6.Reflektif
Cat yang akan menyala jika kaos disinari oleh sebuah sumber cahaya.

7. Flocking
Cat dengan bentuk jadi seperti beludru.

8. Discharge
Cat Discharge memiliki kemampuan menipiskan/menghilangkan warna dasar kaos yang kemudian di isi dengan warna baru sesuai dengan kebutuhan. Jenis cat ini digunakan untuk distro clothing atau kaos-kaos hardcore.

9. Separasi/CMYK
Jenis variasi sablon Separasi /CMYK merupakan jenis sablon yang hasilnya menyerupai foto.

10. Gradasi
Jenis variasi sablon gradasi biasanya menggunakan cat rubber atau superwhite yang memadukan 2 warna yang berbeda.

Berikut adalah 5 jenis dan variasi sablon yang sering dipesan konsumen pada kaosjaketjogja
1.Rubber
2.Superwhite
3.glitter
4.gradasi
5.glow in the dark 

Wednesday, April 17, 2013

JENIS BAHAN KAOS


Kamu pasti sering ketemu orang yang nawarin kaos di internet lewat social media, blog , web, dll. Pasti sebelum membeli kamu pengen tahu segala macem bahan kaos , biar ga salah pilih kita bakalan ngejelasin/ngenalin tentan bahan kaos. Oke cekidot1. Katun Combed ( Nama inggrisnya = Cotton Combed )                   Bahan kaos yang paling bagus saat ini, biasa di pakai oleh merek kaos international SPYDERBILT, BILLABONG, No FEAR, merek-merk Kaos Distro UNK537, Airplan, Black ID, dan merk-merk kaos lokal seperti JOGER, IEBE, DAGADU.·         Serat benang lebih halus.
·         Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata.·         bahan ini mampu menyerap keringat dan tidak panas karena terbuat dari serat kapas alam.Bahan katun combet memiliki beberapa jenis berdasarkan setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya 20s, 24s, 30s, 40s (info bisa dicek disini)

2. Katun Carded ( Nama inggrisnya = Cotton Carded )      
          Bahan kaos ini bisa dibilang  kualitas No. 2,  nama lainnya bisa juga semi combed·         Serat benang kurang halus dibandingkan combed.
·         Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata dibandingkan combed.
·         walaupun kurang halus di banding katun combet tapi bahan ini tetap enak untuk dipakai dan harganya yang relatif lebih murah di bandingkan cotton combed. bahan ini mampu menyerap keringat dan tidak panas karena terbuat dari serat kapas alam.\

3. CVC (Cotton Viscose)                   Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.                   Bahan CVC sering kali dipilih menjadi alternatif selain cotton combed dan cotton cardet karena harga yang relatif lebih terjangkau dengan kualitas yang tidak berbeda jauh.

4. TC ( Teteron Cotton )                   Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester ( Teteron ) 65%. Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan ’shrinkage’ (tidak susut atau melar) meskipun sudah dicuci berkali-kali.

5. Polyester atau PE                Jenis bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi untuk dibuat bahan berupa serat fiber poly dan yang untuk produk plastik berupa biji plastik. Karena sifat bahan dasarnya, maka jenis bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas dipakainya

6. Hyget                  Jenis bahan ini juga terbuat dari plastik, namun lebih tipis biasa digunakan untuk kampanye kaos partai karena harganya sangat murah

                   Bahan kaos yang kami sebut diatas biasanya digunakan untuk kaos oblong.  Untuk kaos berkerah atau biasa disebut kaos polo, biasanya memakai bahan pique. Bahan ini biasa disebut LACOSTE. LACOSTE sendiri adalah merek kaos yang banyak menggunakan bahan ini. 

                   Kamu juga Perlu tahu jika masing-masing pabrik bahan kaos memiliki kualitas produk yang berbeda. Cotton combet dari parbrik 123 pasti berbeda dengan pabrik abc, entah itu dari ketebalan, kehalusan atau warna . Maka dari ini kamu sebagai konsumen juga perlu tahu /krocek agar tidak salah pilih.


Berikut adalah 3 jenis bahan kaos yang sering dipesan konsumen di kaosjaketjogja1. Cotton Combet 80 %2. Cotton Cardet 15 %3. CVC 5%

Kaosjaketjogja juga menerima pembuatan kaos dengan bahan TC,PE dan Hyget namun dengan jumlah per design minimal 500 kaos
x

Monday, April 15, 2013

Apa Arti Bahan Cotton Combed 20s, 24s, 30s, dan 40s?


Apa Arti Cotton Combed 20s, 24s, 30s, dan 40s?

Kamu yang sering beli barang melalui internet pasti pernah membeli baju atau kaos, sekarang semakin banyak online shop yang menjual kaos. Penjual biasanya menawarkan kaosnya dengan memberi penjelasan bahwa kaosnya menggunakan bahan Cotton Combed 24s atau cotton combed 30s ? Apakah kamu sudah mengerti istilah angka dan huruf s Cotton Combed 20s, 24s, 30s, atau 40s. Lalu apa arti Cotton Combed dan angka-angka tersebut , mari kita cari tahu bareng J

Cotton Combed :
Serat benang lebih halus. Maksudnya combed itu adalah proses pemilahan kapas dengan cara disisir atau comb. Hasilnya bukan tampak serat lebih halus tapi serat kapas yang lebih panjang dan jarang ada nap (sambungan kapas dalam pilinan benang). Hasil Rajutan dan penampilan lebih rata.


Dalam pembuatan kaos kamu akan sering bertemu pada istilah Cotton Combed 20s, 24s, 30s, atau 40s. Apa arti angka-angka tersebut?

Secara umum, semakin kecil angka semakin tebal bahan kaos yang dimaksud.Namun, tidak ada standar yang pasti di antara para produsen bahan katun, sehingga istilah 20s dari produsen A bisa berbeda ketebalannya dengan bahan 20s dari produsen yang lain.

Angka 20, 24, 30, dan 40 menunjukkan tipe benang yang digunakan pada proses perajutan menjadi bahan kain.
Benang 20 biasanya digunakan untuk menghasilkan bahan kain dengan gramasi antara 180 - 220 gr/m2 untuk jenis rajutan jarum tunggal.
Benang 24 digunakan untuk menghasilkan bahan kain dengan gramasi antara 170 - 210 gr/m2 untuk jenis rajutan jarum tunggal.
Benang 30 digunakan untuk menghasilkan bahan kain dengan gramasi antara 140 - 160 gr/m2 untuk jenis rajutan jarum tunggal. Untuk jenis rajutan jarum ganda, bahan kain yang dihasilkan mencapai gramasi antara 210 - 230 gr/m2.
Benang 40 digunakan untuk menghasilkan bahan kain dengan gramasi antara 110 - 120 gr/m2 untuk jenis rajutan jarum tunggal. Untuk jenis rajutan jarum ganda, bahan kain yang dihasilkan mencapai gramasi antara 180 - 200 gr/m2.

Arti huruf s dan d
Huruf 's' di belakang angka menunjukkan jenis rajutan untuk bahan kaos. 's' adalah singkatan dari single knit atau rajutan jarum tunggal. Jenis rajutan ini rapat, padat, kurang lentur. Sebagian besar bahan kaos katun yang beredar di pasaran menggunakan tipe rajutan jarum tunggal ini.
Selain single knit, juga ada double knit atau rajutan jarum ganda, bahan dapat digunakan bolak-balik, kedua sisinya sama saja. Bahan kaos double knit ditandai dengan huruf 'd' di belakang angka. Jenis rajutannya tidak rapat, kenyal, dan lentur, sehingga cocok digunakan untuk pakaian bayi dan anak-anak.
Kaos yang biasanya digunakan untuk bahan sablon kaos distro sekarang ini, umumnya menggunakan bahan kain katun combed 30s dan combed 40s

Sejarah Kaos Oblong

Dibanding jenis pakaian lainnya, sejarah kaos oblong sebenarnya belumlah terlalu panjang. Kemungkinan besar kaos baru muncul antara akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Kaos berbahan katun biasanya dipakai oleh tentara Eropa sebagai pakaian dalam (di balik seragam), yang fleksibel dan bisa dipakai sebagai pakaian luar jika mereka beristirahat di udara siang yang panas. Istilah “T-Shirt” (metafor yang mungkin diambil berdasar bentuknya) baru muncul di Merriam-Webster’s Dictionary pada 1920, dan baru pada Perang Dunia II ia menjadi perlengkapan standar dalam pakaian militer di Eropa dan Amerika Serikat.

Kaos oblong mulai dikenal di seluruh dunia lewat John Wayne, Marlon Brando dan James Dean yang memakai pakaian dalam tersebut untuk pakaian luar dalam film-film mereka. Dalam A Streetcar Named Desire (1951) Marlon Brando membuat gadis-gadis histeris dengan kaos oblongnya yang sobek dan membiarkan bahunya terbuka. Dan puncaknya adalah ketika James Dean mengenakan kaos oblong sebagai simbol pemberontakan kaum muda dalam Rebel Without A Cause (1955).





Teknologi screenprint di atas kaos katun baru dimulai awal 60-an dan setelah itu barulah bermunculan berbagai bentuk kaos baru, seperti tank top, muscle shirt, scoop neck, v-neck, dsb. Berbagai bentuk, gambar atau kata-kata dalam kaos merupakan pesan akan pengalaman, perilaku dan status sosial. Kaos oblong mengkomunikasikan berbagai lokasi atau identitas sosial: tempat (HRC, Borobudur, Bali, Yogyakarta, Kediri), bisnis (Coca Cola, Yamaha, Suzuki), tim (MU, Inter Milan), konser atau acara kesenian (Jakjazz), komoditas yang dianggap bernilai (VW, Harley Davidson), sementara banyak juga yang mengkomunikasikan slogan (Dagadu, Joger).

Fashion, Kaos dan Komunikasi
Meski sudah mulai mendunia sejak 50-an, konvensi mode dunia tetap saja belum memasukkan kaos ke dalam kategori fashion . Kaos tetap saja dianggap sebagai pakaian dalam yang tidak pantas dikenakan sebagai pakaian luar. Memakai kaos masih juga dianggap sebagai tindakan yang unfashion. Karena itu pada masa musik heavy metal mulai digemari kalangan muda, mereka ini sengaja memilih seragam kaos oblong sebagai bentuk penolakan terhadap konvensi arus utama mode dunia (high fashion). Menyobek beberapa bagian dari kaos oblong bahkan merupakan bagian dari gaya subkultur punk. Bagi mereka ini bentuk fashion adalah unfashion.

Perubahan dalam bahan dan teknologi produksi kaos turut berperan dalam perubahan makna kaos dalam kehidupan sosial. Ditemukannya polyester dan bahan-bahan fiber artifisial, bersamaan dengan diperkenalkannya bahan drip-dry untuk pembuatan pakaian, penambahan variasi warna, gaya dan tekstur, membuat kaos semakin diterima sebagai pakaian luar. Meski begitu, dalam diferensiasi sistem fashion, hingga sekarang kaos masih digolongkan dalam kategori low fashion (=unfashion?). Berbeda dengan produk high fashion yang didesain dan dibuat secara khusus untuk orang-orang khusus, hampir semua kaos merupakan low fashion yang didesain untuk tujuan diproduksi secara massal.

Variasi kaos sebagai pakaian luar sekarang ini sangat beragam. Kaos diproduksi baik dalam warna-warna primer maupun dalam kombinasi yang lebih kompleks, beberapa di antaranya dilengkapi dengan saku untuk menyimpan alat tulis, rokok, atau benda kecil lainnya. Dengan begitu kaos tidak hanya dipakai oleh kalangan muda, laki-laki, atau mereka yang berasal dari golongan bawah saja, tetapi juga dipakai oleh siapa saja. Kita juga melihat kaos dipakai dalam berbagai aktivitas, dari bekerja hingga mengisi waktu senggang, seperti jalan-jalan di pusat pertokoan atau bermain golf.

Kaos oblong sekarang ini juga telah menjadi wahana tanda. Kaos, sebagaimana pakaian lainnya, membawa pesan dalam sebuah “teks terbuka” di mana pembaca atau penonton bisa menginterpretasikannya.

Betapapun klaim atas identitas atau status dalam kaos oblong ini bersifat ambigu, dalam terminologi Umberto Eco (1979), representasinya selalu bersifat undercoded , ia berhubungan secara synecdochical (satu bagian dari kaos mewakili keseluruhan pribadi seseorang) dengan pengalaman, relasi sosial, nilai, atau status yang diklaim secara eksplisit atau implisit oleh pemakainya. Pesan yang disampaikan dalam kaos bukanlah sekedar tentang tempat, kelompok, atau bisnis, tetapi klaim atas status pemakainya. Seorang pemakai kaos oblong Dagadu misalnya, bukan sekedar menyampaikan pesan bahwa kaos oblong yang dipakainya adalah buatan Yogyakarta, melainkan juga mau mengumumkan sebuah pengalaman yang menurut pemakainya cukup penting (ia seperti mau mengatakan,”Mari saya beritahu pengalaman saya jalan-jalan di Yogya”).

Tetapi sekarang ini kaos oblong juga dipakai untuk mengkomunikasikan apa yang bukan bagian dari identitas seseorang. Misalnya, penulis pernah melihat seorang ibu muda yang sedang berjalan mengandeng anaknya. Si ibu ini memakai kaos dengan tulisan “BITCH” di bagian depannya.

Apakah si ibu ini tidak mengerti bahasa Inggris atau penguasaan bahasa Inggrisnya pas-pasan, sampai ia tidak mengerti bahwa bitch (anjing betina) adalah umpatan yang sangat kasar yang biasa dipakai untuk menyebut wanita jalang? Apalagi waktu itu ia sedang menggandeng anaknya. Bukankah si anak ini menjadi cocok dengan umpatan lainnya, son of a bitch ? Seandainya si ibu ini cukup mengerti bahasa Inggris, tentu yang mau dikomunikasikannya adalah “saya bukan bitch “. Ini semacam pendefinisian double negative, di mana seseorang mengklaim (secara ragu-ragu) keanggotaan pada kelompok tertentu yang tidak eksis. Si ibu tadi mengklaim keanggotannya pada kelompok “perempuan/ibu yang baik” tanpa menghadirkan kelompok yang diklaimnya ini. Hal yang sama juga terjadi pada kasus salah satu teman yang memakai kaos bergambar logo Golkar untuk menunjukkan pengejekannya pada Golkar atau untuk mengatakan bahwa ia bukan simpatisan Golkar.

Dengan semakin tumbuhnya industri periklanan, kaos merupakan bilboards mini yang cukup efektif untuk mengkomunikasikan sebuah produk, sebagaimana mengkomunikasikan diri atau identitas. Seringkali kaos dijadikan iklan berjalan yang oleh pengiklan kadang-kadang dibagikan secara gratis. Di Indonesia, adalah hal yang biasa banyak orang berebut mendapatkan pembagian kaos dari OPP pada saat Pemilu (tak jarang juga disertai pembagian “amplop”). Perusahaan-perusahaan sekarang ini juga membuat kaos dengan nama atau logo perusahaan yang tertera di atasnya (Coca Cola, Reebok, Nike, Wilson), dan menjualnya di toko-toko sebagai pakaian produksi massal yang siap pakai. Bagi sejumlah besar pemakainya, tentu memakai kaos oblong tidak dimaksudkan sebagai iklan, melainkan sebagai indikasi status dan pendapatan pemakainya, loyalitas atau kepercayaan pada satu produk. Ia juga merupakan suatu bagian dari identitas diri, “Saya adalah penggemar Coca Cola”, “Seperti Michael Jordan, saya memakai Nike (bagaimana dengan Anda?)”.

Kaos-kaos buatan perusahaan tertentu dianggap mewakili gaya hidup atau selera yang khas, selain sekaligus si pemakai mengiklankan perusahaan pembuatnya. Misalnya kaos bermerek Benetton, Ralph Lauren atau Calvin Klein. Simbol-simbol tertentu pada kaos, seperti buaya kecil atau kuda poni dan pemain polo kecil (dan berbagai variannya), juga sangat penting. Simbol-simbol ini bukan hanya menunjukkan status pemakainya yang mampu mengkonsumsi pakaian buatan desainer mahal, tetapi juga status dalam sistem fashion itu sendiri (ketika kelompok desainer Parisian juga memproduksi kaos, apakah kaos menjadi high fashion ?).

Kaos dan Kehidupan Modern
Lebih dari jenis pakaian yang lain, sejarah kaos bukan saja menunjukkan cepatnya perubahan teknologi dalam industri garmen, melainkan juga menunjukkan bagaimana fashion bernegosiasi dengan ruang dan waktu.

Kaos semula hanya diakui sebagai pakaian dalam. Dan dalam kaitannya dengan pola penempatan ruang, sebagai pakaian dalam kaos adalah pakaian privat . Tetapi kemudian dengan negosiasi lewat media massa dan penemuan bahan serta model-model baru, kaos perlahan mulai tampil sebagai pakaian publik. Karena itu, sejalan dengan kecenderungan kehidupan modern, perjalanan kaos dari ruang privat ke ruang publik ini merupakan ekspansi ruang privat atas ruang publik (privatisasi ruang publik). Sementara dalam kaitannya dengan pola pemanfaatan waktu, kaos menunjukkan bagaimana waktu senggang semakin berhasil mengekspansi waktu yang lain dalam kehidupan sehari-hari. Kaos bisa dilihat sebagai bagian dari leisure class , yang menunjukkan statusnya dengan pemanfaatan waktu senggang sebesar-besarnya.

Persis seperti semboyan kaos oblong Dagadu ” Smart and Smile “, kaos oblong mengajarkan bagaimana hidup modern harus dijalani: berpenampilan cerdas, ringkas, tangkas, sekaligus santai. Hidup dengan segala tetek-bengeknya yang rumit ternyata tidak harus dijalani dengan rumit pula, melainkan bisa dijalani dengan “seperlunya dan santai”. Dalam perspektif ini, papan pengumuman di kampus-kampus yang berbunyi “Dilarang memakai kaos dan sandal” adalah warisan dari kehidupan masa lalu yang “serius” dan sebentuk “pendisiplinan gaya”, yang tidak lagi cocok dengan semangat smart and smile . Karena itu mahasiswa tetap saja berkaos oblong di kampus, pertama-tama bukan untuk menunjukkan perlawanan langsung mereka kepada aturan hidup yang lama, melainkan untuk menunjukkan bahwa diri mereka sendirilah yang paling berhak atas penampilannya. Dan bagaimana mereka harus berpenampilan, salah satunya ditentukan oleh resepsi mereka terhadap media massa, yang juga mengajarkan smart and smile (misalnya semboyan iklan telepon genggam Nokia seri 3210, “Begitu kecil, begitu cerdas”). Jadi hidup modern dijalani dengan semangat mengisi waktu senggang. Inilah yang disebut estetikasi kehidupan sehari-hari yang mencirikan kehidupan modern (di mana “yang etis” bergeser menjadi “yang estetis”). Semangat kehidupan modern sebenarnya adalah semangat kaos oblong.

Referensi
* Ajidarma, Seno Gumira, 2001, “Djokdja Tertawa, Disain Kaos Oblong DAGADU”, Bernas , 12 Januari 2001.
* Cullum-Swan, Betsy dan P.K. Manning, 1990, “Codes, Chronotypes and Everyday Objects”, makalah disampaikan dalam konferensi The Socio-semiotics of objects: the role of artifacts in social symbolic process, 20-22 Juni 1990, University of Toronto. Tersedia di: http://sun.soci.niu.edu/~sssi/papers/
pkm1.txt
* Eco, Umberto, 1979, Theory of Semiotics , Indiana: University of Indiana Press.
* Hebdige, Dick, 1999 (1979), Subculture, The Meaning of Style , London & New York: Routledge.
* McRobbie, Angela, 1999, In the Culture Society, Art, Fashion and Popular Music , London & New York: Routledge.
* Rojek, Chris, 2000, “Leisure and rich today: Veblen”s thesis after a century”, Leisure Studies 19 (2000), hal. 1-15.
* T-Shirt King, “History of American T-Shirt”. Tersedia di: http://www.t-shirtking.net/history_of_t-shirts.html
(Makalah ini disampaikan sebagai pengantar diskusi “Art on T-Shirt”, Bentara Budaya Yogyakarta, 13 Januari 2001. Versi pendek tulisan initermuat di KOMPAS, 28 Januari 2001) Kao Kao

SABLON KAOS MANUAL VS SABLON KAOS DIGITAL


Sejak beberapa tahun yang lalu sablon digital sudah ada di Indonesia. Sablon digital muncul dengan penawaran kepraktisan, kemudahan dalam menyablon kaos. Alat yang diperlukanpun lebih sedikit, cukup printer mesin pres dan kertas transfer. Namun sampai sekarang sablon digital belum bisa menggeser eksistensi sablon manual yang masih merajai dunia sablon kaos.

Sablon digital memang memiliki kelebihan dibanding sablon manual :
  1. Pada sablon digital, warna sablon dapat lebih bervariasi.
  2.  Proses pengerjaannya pun lebih cepat dari sablon manual, karena hanya menggunakan media kertas transfer (transfer paper).
  3. Kaos yang dibuat dengan sablon digital juga lebih cepat kering dibandingkan dengan kaos yang dibuat dengan sablon manual, karena pada sablon digital tintanya dipres dengan mesin pres digital.
  4. Sablon digital dapat menyablon foto atau gambar yang berwarna-warni.
  5. Sablon digital pun lebih mudah dipelajari dan di praktekan ketimbang sablon manual yang prosesnya lebih panjang.
Namun sablon digital juga memiliki banyak kekurangan :
  1. warna hasil cetakannya tidak bisa tajam seperti halnya sablon manual, daya tahan cetak sablon digital juga tidak tahan lama.
  2.  Jenis kaos yang dapat digunakan dalam sablon digital lebih terbatas. Sablon digital justru kurang baik apabila digunakan di kaos dengan bahan cotton combet, sablon digital lebih cocok digunakan untuk kain berbahan poliyter.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sablon digital lebih cenderung diperuntukan kepada pasar yang membutuh waktu cepat, jumlah sedikit biasanya satuan. Sedangkan sablon manual lebih condong pada masalah kualitas, ketahanan dan variasi jenis sablon. Saat ini KaosJaketJogja lebih merekomendasikan penggunaan sablon Manual dikarenakan perbedaan kualitas yang cukup jauh antara sablon manual dengan sablon digital. 


Sunday, April 14, 2013

KEUNGGULAN KAOS SABLON MANUAL


Secara umum sablon manual bisa dibilang salah satu teknik yang jadul, Teknik sablon manual menggunakan bahan dasar cat dan beberapa alat seperti screen, meja sablon, rakel, afdruk film dll. Prosesnya pun terbilang cukup panjang dari dari pembuatan film sablon per warna, setting screen, penyablonan , pengeringan.  Proses-proses tersebut menjadikan pembuatan kaos sablon manual memakan waktu cukup lama.  Dengan  teknik sablon manual ini harus memproduksi 2 lusin kaos untuk memperoleh harga minimal produksi.

Sablon manual ribet, produksi memakan waktu lama, produksinya harus banyak. Tapi mengapa sampai sekarang sablon manual masih banyak digemari baik produsen maupun konsumen? Hal tersebut dikarenakan KUALITAS dari sablon manual yang berbicara. Kaos yang disablon secara manual umumnya warnanya tidak cepat pudar, catnya pun menempel lebih kuat dan akan tetap menempel meskipun kaos dicuci berkali-kali. Jenis cat sablon manual pun bermacam-macam , rubber , superwhite, timbul, separasi, plastisol dll.
Keunggulan teknik sablon manual juga di amini oleh distro-distro di Indonesia. Hampir semua produksi kaos distro di Indonesia yang sudah punya “nama” seperti  unkl347 , airplane , black id masih menggunakan teknik tersebut. Tidak hanya kaos lokal buatan Indonesia, produksi  kaos import yang harganya selangit kayak semisal spyderbilt, billabong, rip curl, volcom, quicksilver dll juga masih menggunakan teknik sablon tersebut, cuma kemungkinan perbedaanya alat yang digunakan lebih canggih.

Dari penjelasan yang kita sampaikan diatas, sablon manual memang memiliki beberapa kekurangan 1. proses produksi lebih lama 2. proses produksi harus banyak tapi disisi lain teknik sablon ini memiliki standarisasi kualitas yang terbaik.