Secara umum
sablon manual bisa dibilang salah satu teknik yang jadul, Teknik sablon manual
menggunakan bahan dasar cat dan beberapa alat seperti screen, meja sablon,
rakel, afdruk film dll. Prosesnya pun terbilang cukup panjang dari dari
pembuatan film sablon per warna, setting screen, penyablonan ,
pengeringan. Proses-proses tersebut
menjadikan pembuatan kaos sablon manual memakan waktu cukup lama. Dengan teknik sablon manual ini harus memproduksi 2
lusin kaos untuk memperoleh harga minimal produksi.
Sablon manual
ribet, produksi memakan waktu lama, produksinya harus banyak. Tapi mengapa
sampai sekarang sablon manual masih banyak digemari baik produsen maupun
konsumen? Hal tersebut dikarenakan KUALITAS dari sablon manual yang berbicara. Kaos
yang disablon secara manual umumnya warnanya tidak cepat pudar, catnya pun
menempel lebih kuat dan akan tetap menempel meskipun kaos dicuci berkali-kali. Jenis
cat sablon manual pun bermacam-macam , rubber , superwhite, timbul, separasi,
plastisol dll.
Keunggulan
teknik sablon manual juga di amini oleh distro-distro di Indonesia. Hampir
semua produksi kaos distro di Indonesia yang sudah punya “nama” seperti unkl347 , airplane , black id masih
menggunakan teknik tersebut. Tidak hanya kaos lokal buatan Indonesia,
produksi kaos import yang harganya
selangit kayak semisal spyderbilt, billabong, rip curl, volcom, quicksilver dll
juga masih menggunakan teknik sablon tersebut, cuma kemungkinan perbedaanya
alat yang digunakan lebih canggih.
Dari penjelasan
yang kita sampaikan diatas, sablon manual memang memiliki beberapa kekurangan 1. proses produksi lebih lama 2. proses produksi harus banyak tapi disisi lain teknik sablon ini
memiliki standarisasi kualitas yang terbaik.


No comments:
Post a Comment